RIAUFAKTA.com - Sebanyak empat batalyon prajurit gabungan dari TNI-Polri akan dikerahkan ke Provinsi Riau mengantisipasi kebakaran lahan lanjutan, setelah berakhirnya masa kerja Operasi Terpadu dan ditariknya 1.000 personel TNI yang diperbantukan untuk pemadaman.
“Bantuan empat batalyon ini akan dikirimkan pada akhir April untuk mengantisipasi terjadi kembali kebakaran hutan dan lahan,” kata Juru Bicara Satgas Tanggap Darurat Asap Riau, Kolonel Bernardus Robert, kepada wartawan di Pekanbaru, Rabu.
Satgas Darurat Asap yang dipimpin oleh Kepala BNPB Syamsul Maarif akan mengakhiri tugas di Riau tanggal 4 April mendatang. Sejauh ini, kerja Satgas dinilai berhasil karena jumlah titik panas tidak ada lagi.
Kolonel Robert mengatakan, untuk selanjutnya tugas penanggulangan asap akan dikembalikan kepada Gubernur Riau. Meski begitu, pemerintah tetap mewaspadai peluang munculnya kebakaran lagi karena pertengahan tahun ini diprediksi bakal terjadi kemarau ekstrem.
Ia mengatakan BNPB tetap akan mengerahkan empat batalyon tersebut untuk diperbantukan di Riau. Mereka terdiri dari dua batalyon TNI AD, satu batalyon TNI AL kemudian gabungan dari setengah batalyon TNI AU dan batalyon Brimob Polri menjadi satu.
“Koordinasi pengiriman bantuan tetap di bawah koordinasi BNPB. Artinya, walaupun tugas Satgas Tanggap Darurat Asap sudah berakhir, namun BNPB tetap melakukan pendampingan ke daerah,” ujarnya.
Penempatan prajurit tersebut nantinya akan disesuaikan tergantung daerah mana yang membutuhkan di mana masih terdapat kebakaran lahan dan hutan. Sebab, ke depannya koordinasi akan dipegang oleh Bupati dan Wali Kota untuk berada paling depan.
“Jadi penempatan pasukan kedua ini tugasnya tiga sampai enam bulan ke depan,” katanya.
Secara terpisah, Gubernur Riau Annas Maamun mengumpulkan seluruh bupati, Kapolres, Dandim, Kapolsek, Danramil, Camat dan Kades seluruh Riau dalam rangka antisipasi musim kemarau pada April ini. Annas meminta agar kedepannya tidak terjadi lagi kebakaran lahan di Riau dan pemerintah daerah harus bisa menanganinya.
“Kita harus lebih siap menghadapi kebakaran ke depan. Jangan lagi (pemerintah) pusat turun tangan,” ujarnya.
Sementara itu Bupati Siak Syamsuar juga telah menyiapkan sejumlah langkah antisipasi salah satunya dengan membentuk 62 desa tanggap bencana. Setiap desa disiapkan lima petugas pemadaman lengkap dengan peralatannya.
“Kami juga sudah menyiapkan embung atau tempat penampungan air di titik titik rawan bencana kebakaran untuk memudahkan upaya pemadaman,” ujarnya. ***(Ant)