RIAUFAKTA.com - Untuk mematangkan pencanangan pembangunan museum daerah, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, sedang melakukan pengujian dan pendataan Benda Cagar Budaya (BCB) yang kini tersebar di daerah ini.
“Dengan pendataan tersebut diharapkan semua peninggalan sejarah baik bergerak maupun tidak bergerak dapat diregistrasi dan dilindungi keberadaannya,” kata Kepala Seksi Sejarah, Kepurbakalaan dan Permuseuman, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kepulauan Meranti, Abdullah, Rabu (9/4/14).
Ia mengatakan, Tim Perlindungan Benda Cagar Budaya Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau telah melakukan Pendataan dan Studi Kelayakan serta Studi Teknis Pemugaran di Kabupaten Kepulauan Meranti.
“Tentunya besar harapan kami bersama bahwa semua benda purbakala maupun benda yang memiliki nilai sejarah terdaftar sebagai BCB. Sehingga identitas dan rekaman sejarah masa lalu negeri ini sedikit demi sedikit dapat terungkap dan anak watan negeri ini tidaklah menjadi orang buta dengan masa lalu negerinya sendiri,” kata Abdullah.
Turunnya tim sebanyak lima orang tersebut, ungkapnya, sebagai langkah konkrit untuk meregistrasi semua BCB yang ada di Kepulauan Meranti di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, melalui Balai Pelestarian Benda Cagar Budaya Provinsi Sumbar, Riau dan Kepulauan Riau.
Perencanaan mendirikan Museum di Kepulauan Meranti pun sudah dicanangkan, namun sebelum hal itu dilakukan, kata Abdullah, perlu dilakukan pengumpulan secara bertahap terhadap BCB yang tersebar di beberapa Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Meranti.
Salah satu daerah eskavasi yang diduga memiliki banyak BCB yang belum terungkap adalah di salah satu Desa di Kecamatan Rangsang Barat, disini diduga menyimpan banyak BCB, karena secara langsung maupun tidak langsung ditemukan Benda cagar budaya yang tertimbun lama di dalam tanah oleh penduduk.
“Seperti keramik, dayung yang berusia ratusan tahun dan perhiasan emas maupun perak. Namun sayang, penggalian secara resmi oleh pihak Balai Pelestarian atau instansi terkait secara profesional dan bertanggung jawab, belum pernah dilakukan,” ucapnya lagi.***(adv/hum/Rhc)