Tak Terima Penyitaan Kayu Tangkapan Oleh Dishut, Ratusan Massa Gelar Aksi Protes

Tampak salah seorang massa mempertanyakan isi dari mediasi bersama aparat terkait kepada salah satu temannya

Tampak salah seorang massa aksi mempertanyakan isi dari mediasi bersama aparat terkait kepada salah satu temannya | Foto: Hendri

RIAUFAKTA.com - Ratusan massa gabungan dari berbagai profesi buruh nekat menduduki halaman kantor Dinas Kehutanan Rokan Hilir, Sabtu (19/4/2014) malam.

Informasi yang dirangkum di lapangan menyebutkan,protese para buruh tersebut bermula saat petugas kehutanan berniat menyita serta mengamankan sejumlah kayu olahan masyarakat yang sedang bongkar muat di kawasan Ar-Ridho, Kepenghuluan Labuhan Tangga Besar. Sebelumnya pihak petugas sudah mengamankan 2 coldiesel kayu olahan masyarakat yang ditemukan beberapa jam sebelumnya.

Pada kesempatan itulah, tiba-tiba masyarakat setempat berdatangan menghalangi petugas yang hendak memuat kayu tersebut ke dalam truk. merasa tak ingin lagi kayu olahannya disita dan dibawa petugas, akhirnya ratusan massa melakukan unjuk rasa di halaman kantor Dishut Rohil tersebut.

Sempat terjadi pertemuan dengan beberapa tokoh masyarakat, tetapi massa tetap saja mengeluarkan kayu tangkapan dari coldiesel dan memuatnya ke dalam gerobak.

Melihat kejadian tersebut pihak Dishut, Camat Bangko juga hadir dan Polsek Bangko akhirnya kembali memanggil salah seorang massyarakat yang dianggap menjadi panutan lainnya dan dibawa ke ruangan Polhut untuk mediasi. Akhirnya kesepakatan pun diterima oleh masyarakat.

Kesepakatan tersebut antara lain berbunyi, pihak Dishut meminta agar barang bukti 2 coldiesel kayu tangkapan tersebut jangan dibawa walaupun sekeping, untuk itu pihaknya sesuai dengan hasil mediasi yang disepakati siap mengganti rugi serta memberi uang sebesar Rp 3 juta demi meredakan amarah massa.

Sekitar pukul 23.00 WIB, akhirnya ratusan massa membubarkan diri dari kantor Dishut Rohil tersebut. Sementara itu terkait aksi massa tersebut, H. Rahmatul Zamri, S.Sos selaku Kadis Kehutanan Rohil belum bersedia memberi komentar. (Hendri)

Tanggapan

Komentar

Tags: