Saksi Mengatakan Bripka E Nyaris Diamuk Massa

Dok. Antara

Dok. Antara

RIAUFAKTA.com - Saksi sekaligus korban terduga percobaan perampokan, Riani (33), seorang pegawai negeri di Dinas Kesehatan Provinsi Riau dalam laporan resmi di kepolisian menyatakan Bripka E benar hendak merampok dan bahkan nyaris diamuk massa yang kesal atas prilakunya.

Riani yang merupakan PNS warga Jalan Singgalang, Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru itu dalam laporan yang diketahui pers pada Rabu pagi mengatakan, ketika itu Selasa (6/5) sekitar pukul 15.45 WIB, dia memarkirkan mobil merk Toyota Avanza bernomor polisi BM 1047 NL di pinggir Jalan Cut Nyak Dien dekat Kantor Dinas Kesehatan Provinsi Riau.

Kemudian, lanjut kata dia, tiba-tiba datang pelaku dengan berpenampilan seperti preman dan berpakaian sipil.

Bripka E kata korban, kemudian masuk ke dalam mobil sambil menodongkan senjata api jenis laras pendek (pistol).

“Saat itu saya kemudian refleks hingga langsung memegang senjata api yang ditodongkan itu hingga terjadi tarik menarik,” katanya.

Waktu itulah, demikian Riani, kemudian terdengar suara letusan senjata api yang memuntahkan peluru mengenai kaki sebelah kanan pelaku.

Selanjutnya, kata dia, baru datang beberapa orang warga mencoba menolongnya sementara pelaku berusaha melarikan diri namun sempat dikepung dan nyaris saja diamuk massa.

Untuk saja, demikian korban, petugas kepolisian langsung datang ke lokasi kejadian dan langsung mengamankan Bripka E untuk kemudian dilarikan ke Rumah sakit Bhayangkara Pekanbaru.

Sementara korban dan beberapa saksi mata dimintai keterangannya di Mapolda Riau yang berjarak sekitar 300 meter dari lokasi kejadian.

Laporan Riani bertentangan dengan pernyataan Kapolresta Pekanbaru Kombes Robert Haryanto yang mengungkap bahwa peristiwa tersebut hanya salah paham.

“Sejauh ini kronologisnya masih simpangsiur. Namun menurut informasi yang saya terima, hanya salah paham antara anggota dengan korban (PNS),” katanya.

Ketika itu, kata dia, Bripka E yang diketahui bertugas sebagai provost itu sedang menjemput kakaknya yang juga bekerja sebagai PNS di Dinas Kesehatan Provinsi Riau.

Sebagai anggota Polri, saat itu menurut Kapolresta, Bripka E juga sempat mengatur lalu lintas di sekitar lokasi kejadian.

Karena anggota tersebut sedang tidak berpakaian polisi, demikian Kombes Robert, pistol miliknya diletakkan di dalam kantong celana bagian depan dan mungkin terlihat ujung tangkainya oleh korban.

Kemudian, lanjut kata dia, korban wanita itu panik dan berteriak meminta tolong dengan berteriak; “Rampok… rampok.”

Kondisi itu lalu kemudian membuat anggota tersebut, kata dia, juga terikut panik dan mencoba untuk menenangkan wanita tersebut dengan mendekatinya ke dalam mobil.

“Nah, saat itu baru kemudian tanpa sadar senjata api yang ada di dalam kantong celana Bripka E meletus dan mengenai kakinya,” kata dia.

Kapolresta menyatakan, jika benar anggota melakukan perbuatan kejahatan, tentu akan sangat disayangkan mengingat Bripka E merupakan salah satu provost terbaik di Mapolresta Pekanbaru. ***(antara)

Tanggapan

Komentar

Tags: