RIAFAKTA.com - Satelit NOAA 18 milik Amerika Serikat, Kamis (11/9) sore kembali mendeteksi dan memantau pertambahan jumlah titik panas atau hotspot di sejumlah wilayah Sumatera dari sebelumnya 176 titik kini menjadi 225 titik.
Pusat Data dan Informasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Jumat (12/9/2014) siang melansir jumlah titik panas yang terpantau tersebar di wilayah Sumatera Utara, Jambi, Sumatera Selatan dan beberapa daerah lainnya.
Khusus untuk Provinsi Riau, terdapat enam titik panas yang tersebar di tiga kabupaten/kota, yakni Pelalawan sebanyak dua titik dan Indragiri Hulu serta Indragiri Hilir masing-masing satu titik.
Jika dibandingkan dengan hasil rekaman satelit pada hari sebelumnya, titik panas di Riau justru berkurang.
“Sebelumnya ada 20 titik panas di Riau,” kata Kepala BPBD Riau, Said Saqlul Amri.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, meski masih bermunculan titik panas, Provinsi Riau masih aman dari ancaman bencana kabut asap dampak dari kebakaran hutan dan lahan.
“Masih aman, Riau memang ada titik panas namun jumlahnya minim,” kata Kepala Bidang Data BNPB Pusat, Agus Wibowo.
Titik panas merupakan hasil pantauan satelit yang selama ini menjadi rujukan pemerintah dalam mengatasi kebakaran hutan dan lahan. Kasus kebakaran hutan dana lahan itu kerap terjadi di Provinsi Riau dan bahkan nyaris setiap tahunnya sejak 1997.
Peristiwa tersebut bahkan selalu menyebabkan tercemarnya udara dengan kabut asap hingga mendatangkan berbagai penyakit bagi masyarakat di berbagai daerah kabupaten/kota di Riau. ***(Frc)