RIAUFAKTA.com - Pihak Kepolisian Resort Kota (Polresta) Pekanbaru, hingga kini masih terus mencari proyektil peluru yang menembak korban Aipda Anumerta Harianto Bahari.
Korban tewas ditembak perampok yang diketahui bernama Edi Palembang yang merupakan ketua perampok lintas provunsi. Korban ditembak di bagian dada sebelah kiri hingga menembus punggung.
Kepala Kepolisian Resort Kota (Kapolresta) Pekanbaru Kombes Pol Robert Haryanto Watratan S.H S.Sos M.H melalui Kepala Satuan (Kasat) Reserse Kriminal (Reskrim) Komisaris Polisi Hariwiyawan Harun SIK MIK, saat dikonfirmasi wartawan, Selasa (11/11/2014) pagi mengatakan, pihaknya terus melakukan pencarian proyektil peluru yang digunakan untuk menembak korban Aipda Anumerta Harianto Bahari yang dilakukan pelaku.
“Sudah dua hari kita cari proyektilnya tapi gak ketemu juga,” ujar Kasat.
Aipda Anumerta Harianto Bahari, anggota kepolisian yang tewas usai terjadinya baku tembak dengan kawanan perampok Edi Palembang, Ahad (9/11/2014) sore lalu.
Kronologis tewasnya anggota Buru Sergap (Buser) Polsek Senapelan tersebut berawal dari informasi masyarakat akan ada aksi perampokan di Pekanbaru yang dilakukan oleh komplotan Edi Palembang, alias Dina Cs di Pekanbaru.
Keberadaan para komplotan perampok di Pekanbaru itu tercium oleh aparat Kepolisian. Edi Palembang Cs yang diketahui berangkat dari Jambi hendak melakukan aksinya di Pekanbaru.
Mendapat informasi itu, Kapolsek Senapelan langsung memerintahkan anggotanya melakukan penyelidikan yang dipimpin oleh Kanit Reskrim Iptu Syahrizal.
Setelah melakukan penyelidikan, Tim Opsnal Polsek Senapelan menemui mobil Avanza warna hitam yang diyakini ditumpangi oleh pelaku. Kemudian, mobil tersebut lalu dibuntuti oleh tim Buser Polsek Senapelan itu, namun pelaku mengetahui ada polisi yang membuntutinya.
Sesampainya di Jalan Kuras, tepat di toko baju Booming Shoop, mobil itu berhenti, dan terlihat dua orang keluar dari mobil masuk ke toko pakaian tersebut.
Tim Buser yang dipimpin Iptu Syahrizal itu langsung mengikuti masuk ke toko pakaian itu. Kala itu Harianto Bahari bersam seorang rekannya masuk dari pintu depan, sementara Iptu Syahrizal menuju pintu belakang.
Namun sepertinya dua orang buruan yang ada di dalam toko yang diketahui seorangnya bernama Edi Palembang mengetahui kehadiran petugas yang ingin menangkapnya. Kedua orang itu pun langsung lari menuju belakang toko. Melihat buruannya kabur, Harianto Bahari langsung melakukan pengejaran.
Saat melakukan pengejaran itu lah pelaku yang bernama Edi Palembang melepaskan tembakan ke arah Harianto Bahari hingga mengenai dada penegak hukum itu. Melihat anggotanya tertembak, Iptu Syahrizal langsung meyelamatkan Harianto dan menghentikan pengejaran. Edi Palembang berhasil meloloskan diri, namun dua orang lagi yang berada di dalam mobil berhasil diringkus.
Harianto Bahari saat itu langsung dibawa ke RS Tentara, tapi dirujuk ke RS Bhayangkara Polda Riau. Sesampainya di RS Bhayangkara, karena luka yang sangat parah, nyawa Harianto Bahari tidak tertolong lagi.
“Kuat dugaan korban ditembak dari jarak sekitar 10 meter. Hal itu dilihat dari bekas luka sobekan yang cukup besar. Melihat besarnya bekas luka akibat tembakan itu, korban diduga tertembak oleh peluru berkaliber 56, ” ujar Kasat. ***(Fly)