RIAUFAKTA.com - Jajaran Polresta Pekanbaru, berserta Dinas Perhubungan (Dishub), Sa tuan Polisi Pamong Praja (Sat Pol PP), TNI dan Polisi Militer (POM) Angkatan Darat Pekanbaru, berhasil mengamankan dan menjaring anak-anak jalanan, petugas parkir ilegal, dan pemain judi dalam razia premanisme yang digelar Kamis (13/11/2014) sore.
Dari pantauan wartawan di Mapolresta Pekanbaru, sebanyak 88 preman terjaring dalam operasi gabungan kali ini, mereka diamankan dari berbagai lokasi.
Mereka terjaring dari sejumlah lokasi diantaranya seperti simpang empat Mal SKA, Jalan Sudirman, Jalan Soekarno Hatta Arhanudse dan juga berbagai tempat lain-lainnya.
Mereka terpaksa diangkut dan dibawa petugas karena tidak memiliki identitas seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP) ataupun sejenisnya.
Kepala Kepolisian Resort Kota (Kapolresta) Pekanbaru Komisaris Besar Polisi Robert Haryanto Watratan S.H S.Sos M.H melalui Kabag Ops Komisaris Polisi Darmawan Marpaung kepada wartawan, Kamis (13/11/2014) mengatakan, sebanyak 88 orang yang diamankan tersebut tidak memiliki identitas diri.
Tidak hanya karena tidak memiliki identitas yang resmi, mereka yang diamankan atas laporan dari masyarakat juga sangat mengganggu dan meresahkan.
“Sesuai komitmen razia preman akan terus kami lakukan. Upaya itu kami lakukan agar Kota Pekanbaru benar-benar bersih dari preman hingga masyarakat aman dan nyaman,” ucap Marpaung.
Para anak jalanan, tukang parkir illegal, hingga delapan orang pria yang sedang main batu atau judi ini diamankan dalam operasi premanisme yang digelar Kamis sore, oleh tim gabungan yang terdiri 5 rayon.
Selain itu, kita juga mengamankan sejumlah wanita yang diduga sebagai pekerja seks komersial (PSK) di salah satu Hotel melati di Jalan Tanjung Datuk,” ujar Marpaung.
Dalam razia yang dilakukan hingga waktu yang tidak ditentukan ini, petugas hanya mendata dan selanjutnya dipulangkan.
“Tapi kalau suatu saat kita lakukan operasi dan kita menemukan orang-orang ini lagi, kita akan berikan sanksi, ” tambahnya.
Sementara anggota komunitas Punk yang mengaku bernama Ferry (26) mengatakan, sehari-hari sebagai pengamen diperempatan simpang lampu merah Mal SKA.
Pria yang berasal dari Medan, Sumatera Utara ini membantah dirinya sebagai seorang preman.
“Saya memang anak punk pak, tapi bukan preman. Ini kan komunitas saja pak, untuk makan sehari-hari karena tidak memiliki perkerjaan dan sanak family disini,” ujarnya. ***(Fly)