Pemko Pekanbaru Dinilai Gagal Atasi Banjir

72a9923dca108a7cfb4cdemd3-26588RIAUFAKTA.com - Sejauh ini banjir yang terjadi di beberapa titik di Pekanbaru terus terjadi setiap tahun, terutama di kawasan Rumbai. Bahkan, kondisi seperti ini dinilai warga, bahwa Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru gagal mengatasi banjir.

Salah seorang warga perumahan Witayu, Kelurahan Sri Meranti, Kecamatan Rumbai yang enggan disebutkan namanya, menilai Pemko tidak memiliki solusi menghadapi banjir selama ini. Warga juga menilai, rencana Pemko memindahkan warga Witayu ke lokasi lain bukanlah solusi.

“Kalau solusi itu, bagaimana Pemko bikin tidak terjadi lagi banjir di Witayu. Itu baru solusi. Kalau cuma pindahkan ke lokasi lain, untuk apa, ” katanya kepada wartawan, Rabu (26/11/2014).

Sementara, lanjutnya, masyarakat yang tinggal di daerah Witayu sudah puluhan tahun menempati lokasi itu. Bahkan, ia juga menyinggung rencana pembuatan Rumah Susun Sewa (Rusunawa) bagi warga Witayu tidak tepat sasaran.

“Kita pikirlah, apakah mau orang menempati rumah sewa, sementara di Witayu rumah milik pribadi. Siapa yang mau, coba kalau nantinya akan terjadi banjir juga,” katanya.

Hal serupa juga dieluhkan Mariani, warga Limbungan, di akuinya, di daerah Limbungan apabila terjadi hujan, selalu digenangi banjir. Diketahui, selain di Witayu, saat ini di daerah Rumbai yang mengalami musibah banjir terdapat di beberapa titik, seperti Jalan Nelayan, Meranti Pandak, Limbungan dan di sekitar wilayah Kelurahan Palas.

“Iya setiap ada hujan, pasti banjir. Mungkin juga karena selokannya dangkal. Tapi kami berharap pak Walikota bisa atasi banjir ini. Susah mau kemana-mana. Jalan Sekolah aja terendam,” ujarnya.

Wakil Walikota Pekanbaru, Ayat Cahyadi mengakui, khusus untuk warga Witayu, memang masyarakat tidak setuju untuk direlokasi ke tempat lain. Menurutnya, hal ini menjadi tugas pihak Kecamatan dan Kelurahan untuk mensosialisasikan rencana Pemko kepada warga Witayu.

“Masyarakat memang kurang setuju, tentu tugas Camat dan Lurah, bagaimana rencana Pemko agar masyarakat setuju (direlokasi),” sebutnya.

Ditanya apakah tidak ada solusi lain, selain merelokasi warga, seperti dibuatnya pintu air, Ayat mengatakan untuk pembuatan pintu air perlu kajian lama. Ayat mengaku, ini juga masalah anggaran.

“Itu perlu kajian, anggaran juga. Ini harus disosialisasikan lagi ke masyarakat agar masyarakat setuju (direlokasi). Kalau dari pak Walikota, beliau meminta dibuatkan Rusunawa, karena di sana tidak lagi bisa ditempati ketinggian lokasi itu rendah dari Daerah Aliran Sungai (DAS),” pungkas Ayat. ***(Zid)

Tanggapan

Komentar

Tags: