DUMAI, RIAUFAKTA.com - Dengan acara sederhana, MUI Kota Dumai, Ahad (7/12/2014) melaksanakan diskusi ilmiah untuk mahasiswi Islam yang berada di Kota Dumai.
Diskusi ini dipandu oleh Melliana, ST. MM dengan menampilkan dua orang pemateri, Lukman Syarif MA dan Lailaturrahma S.Ag, yang saling berkolaborasi dalam pemaparannya.
Acara diskusi ini dilaksanakan dengan tujuan membina generasi muda Islam secara fikiran, wawasan dan kepribadian yang baik dalam menghadapi tantangan masa depan yang menuntut kehadiran generasi muda Islami yang handal, peduli, professional, inovatif, kompetitif dan amanah dalam menyambung estafet kepemimpinan ummat.
Ummat terbaik hanya akan terwujud jika generasi muda Islam hari ini lahir dan tampil sebagai generasi terbaik yang mengerti permasalahan zamannya, mampu mengambil pengajaran dari sejarah dan perjalanan ummat Islam di se-antero dunia terutama sejarah ummat Islam di Indonesia.
“Sesungguhnya generasi yang mengerti dan melupakan sejarah adalah generasi yang naïf dan lemah, karena sejarah adalah akar, tanpa akar pohon tak yang bisa tumbuh kuat dan berdiri kokoh. Sejarah kemajuan dan kemunduran ummat Islam menjelaskan dengan tegas dan jelas kepada kita bahwa, kualitas para pemikir Islam adalah barometer jatuh dan bangunnya kekuatan ummat Islam dalam lipatan sejarah kehidupan manusia, karena kewajiban Iqra (Membaca) tugas yang tak pernah ada akhir dan ujungnya, ” ujar Lukman Syarif.
Lukman Syarif, MA sebagai pemateri pertama menyampaikan bahwa manusia adalah makhluk berpikir (thingking creature), sehingga semua hal yang berhubungan dengan manusia, seperti cara dan pola hidup, cara berbicara dan bekerja bahkan orientasi hidup, sangat berhubungan dengan pemikiran manusia tersebut.
“Kualitas pemikiran ummat Islam sangat menentukan kualitas peradaban yang mereka miliki karena hasil pemikiran manusia akan membentuk sebuah produk budaya dan peradaban ummat Islam. Dikotomi dalam sistem pendidikan hanya akan melemahkan ummat dalam pola fikir dan kehidupan nyata, sebagaimana yang terjadi pada zaman penjajahan ketika pendidikan agama hanya terfokus pada agama saja dengan menganggap semua pengetahuan umum yang berhubungan dengan dunia sebagai bid’ah dan haram, ” katanya.
Pada sisi yang lain, lanjut Lukman, pendidikan umum cenderung sekuler dan sangat terpisah dari hal-hal yang bernafaskan agama. Menyatakan bahwa perubahan dan kemajuan pada kehidupan ummat hanya akan terjadi bila ummat melakukan perubahan dan perbaikan pada tahap dan kualitas pemikiran yang mereka miliki.
Sementara itu, Lailaturrahmah S.Ag juga menjelaskan, bahwa setiap remaja Muslim adalah anak zamannya, lahir, berkembang dan dewasa dengan permasalahan zamannya, sehingga mereka adalah orang yang paling mengerti dan bertanggungjawab tentang permasalahan zamannya.
“Wanita memang lemah secara fitrah, tetapi dari tangan yang lemah dalam mengayun buaian sang bayi, akan lahir banyak pemimpin Islam yang besar dan berjiwa besar dengan gagasan pembangunan ummat yang besar. Baik dan buruknya suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas pemikiran dan kepribadian kaum wanita yang menjadi guru pertama untuk anak-anak mereka, ” sebut Lailaturrahmah.
Para peserta yang terdiri dari mahasiswi Muslimah, sangat antusias mengikuti acara ini, bahkan dari pengakuan mereka, bahwa mereka merasa lebih terinspirasi untuk dapat tampil sebagai wanita tangguh di masa depan. *** (Rls/Ipin)