BENGKALIS, RIAUFAKTA.com - Dalam menghadapi terjadinya bencana kebakaran lahan dan hutan di Provinsi Riau, upaya yang paling baik adalah melakukan pencegahan.
Namun hal demikian sebelumnya terjadi karena kita jarang sadar dan tidak memantau. Sehingga ketika api sudah membesar kita hanya bisa menunggu kapan lahan yang dimakannya habis.
Hal itu disampaikan Tim Pengendalian Karhutla Polda Riau AKBP Asrad Siregar saat menghadiri acara sosialisasi Peraturan Gubenur Riau No. 27 Tahun 2014, Selasa (9/12/2014) di lantai II Kantor Bupati Bengkalis.
“Tahun 2013-2014 akhirnya kita belajar dari bencana yang dialami Provinsi Riau tentang kebakaran hutan dan lahan. Kita semua ikut menikmati dan ikut menjadi korban. Karena kita jarang sadar dan tidak ada orang yang memantau lagi. Beda dengan terpaparnya nuklir diesel mobil. Itu sampai sekarang masih diteliti apa pengaruhnya terhadap masyarakat. Sedangkan kasus penelitian dari pengaruh asap ini terhadap janin akan melahirkan generasi-generasi terlambat, ” papar Asrad.
Asrad juga menambahkan, Kabupaten Bengkalis adalah merupakan salah satu Kabupaten penyumbang asap di Riau.
“Saya sendiri pernah hampir mati dengan anggota saya ketika sedang memadamkan api di Desa Penampi. Artinya apa pun peralatan yang canggih aja kita miliki jika api sudah besar, tidak akan bisa diatasi. Upaya yang paling bagus adalah mencegah jangan sampai terjadi kebakaran. Inilah peran kita semua yang paling besar, ” tutur Asrad. ***(Ardi)