DUMAI, RIAUFAKTA.com - Di penghujung tahun 2014, Ketua MUI Kota Dumai Lukman Syarif MA, mengajak para Da’i dan Muballigh untuk dapat tampil lebih professional, lebih kreatif dan inovatif dalam berdakwah.
“Mengajak ummat Islam ke jalan Allah SWT dengan berjalan seiring dan sejalan bersama ummat Islam dalam menghadirkan Islam dalam kehidupan nyata,” imbau dan ajakan ini disampaikan oleh Lukman Syarif, kemarin.
Ketika tampil sebagai narasumber pada acara Seminar Pemantapan Keagamaan untuk Para Da’i se Kabupaten Kuantan Singingi yang ditaja oleh MUI Kabupaten Kuantan Singingi pada 31 Desember 2014, di aula serba guna Pondok Pesantren Syafaatur Rasul.
Dalam pemaparannya di hadapan para da’i Lukman Syarif, menyatakan bahwa keberadaan Provinsi Riau yang berhadapan lansung dengan Selat Malaka, salah satu selat tersibuk di dunia yang memberikan indikasi fakta bahwa Riau adalah pintu gerbang internasional yang menuntut kesiapan para da’i di Riau untuk memiliki wawasan internasional yang baik.
Kompetensi yang memadai dan profesionalitas yang tinggi dalam menghadapi dan menyikapi semua permasalahan dakwah yang ada. Dakwah adalah sebuah gerakan islah dan perbaikan yang mesti dilakukan dengan cara dan pendekatan yang terbaik untuk mendapatkan hasil yang terbaik dalam upaya mewujudkan ummat yang terbaik.
Para da’i juga mesti memahami bahwa ummat Islam hari ini terfregmentasi pada beberapa pola pikir yang sangat berpengaruh kepada pola hidup dan sikap ummat terhadap agamanya.
Pola pikir yang individualistik, orientasi keuntungan, suka atau tidak suka, hitam putih, terburu-buru, takut bersaing, lari dari masalah dan benar atau salah. Tanpa memahami semua pola pikir di atas adalah sulit bagi seorang da’i untuk menyampaikan amanah dakwah dengan baik.
“Dakwah kita hari tidak memberikan proporsi yang baik pada aspek nahi munkar, karena porsi terbesar dakwah kita adalah amar makruf, bahkan terkadang cenderung jadi hiburan bukan tuntunan, sehingga dakwah kita hari ini dapat dianggap kurang berwibawa di mata ummat,” katanya.
“Fokus dakwah kita hari ini adalah mengajarkan ummat tentang hakikat beragama, Aplikasi ajaran Islam pada kehidupan sehari-hari, Penguatan ukhuwah Islamiyah dan Saling nasehat menasehati pada kebenaran dan kesabaran,” tambahnya.
Da’i professional menyadari bahwa dirinya berhadapan dengan tantangan globalisasi, sekularisme, westernisasi, ateisme, aliran sesat, materialistisme, individulisme dan budaya hedonisme. Pendakwah professional adalah da’i bukan khoodi ( mengajak bukan menghakimi ).
Pada sesi Tanya jawab dalam menjawab pertanyaan salah satu peserta Lukman Syarif, menekankan pentingnya kesederhanaan dalam pendekatan dakwah yang dilaksankan dengan mengedepankan pendekatan intelektual, hati dan emosi secara bersamaan sebagaimana komunikasi al Qur’an kepada para pembacanya. ***(Rls/Ipin)