PEKANBARU, RIAUFAKTA.com - Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang diberlakukan sejak 2014 silam menjadi fokus perhatian masyarakat. Sistem jaminan kesehatan diselenggarakan melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, dan Tenaga Kerja, tersebut, tak lepas dari berbagai persoalan dan tantangan sejak digulirkan.
Dalam sistem jaminan sosial digulirkan pemerintah Indonesia ini, diberlakukan pola gotong royong. Alasannya, fiskal negara belum cukup menutupi seluruh warganya jika digratiskan. Pola ini berbeda dengan beberapa negara tetangga Indonesia Singapura, Malaysia, dan Filipina.
Berbagai persoalan belum dipahami masyarakat dalam penyelenggaraan SJSN ini, akan dikupas tuntas oleh Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN). Ketua DJSN, Chazali H Situmorang bersama anggotanya, Asih Eka Putri, akan menjadi pembicara dalam Workshop Jurnalis bertema Bagaimana Sistem Jaminan Sosial Nasional Bekerja.
Workshop ini digelar Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Pekanbaru bekerja sama dengan AJI Indonesia- Friedrich Ebert Stiftung (FES) selama dua hari, Jumat-Sabtu, 13-14 Maret 2015, di Hotel Grand Zuri, Pekanbaru.
Ketua Panitia Workshop, Eko Faizin mengatakan, selain pembicara dari DJSN, hadir pula sebagai pembicara Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Riau, M Yafiz, Kepala BPJS Kesehatan Divre II Sumbagteng, dan Kepala BPJS Ketenagakerjaan Divre II Sumbar, Riau dan Kepri.
“Peserta 25 jurnalis, terdiri dari pemimpin redaksi, wakil pemimpin redaksi, redaktur pelaksana, redaktur, dan reporter di berbagai media dari 12 kabupaten dan kota di Riau,” ungkap Eko yang juga Sekretaris AJI Pekanbaru, Rabu (11/3/2015).
Ia menjelaskan, saat workshop, peserta didorong membuat liputan terkait isu jaminan sosial. Lima rencana liputan terbaik, akan dibiayai liputannya dan karya telah dipublikasikan di media massa akan dipilih di akhir periode program.
“Kemudian diterbitkan kembali secara nasional melalui website dan jaringan media sosial AJI Indonesia. Diharapkan tulisan-tulisan tersebut bisa menjadi referensi kalangan jurnalis lainnya yang akan meliput isu jaminan sosial maupun masyarakat umum yang membutuhkan informasinya,” jelasnya.
Ketua AJI Kota Pekanbaru, Fakhrurrodzi mengungkapkan, sejak 2013, AJI bersama FES bekerja sama untuk memberikan peningkatan kapasitas dan pemahaman pada jurnalis di beberapa daerah terkait sistem jaminan sosial ini. Media massa atau jurnalis diharapkan memahami dasar dan bagaimana BPJS bekerja.
“Diharapkan, dengan kepahaman jurnalis tentang pola jaminan sosial, bisa memberikan dampak terhadap masyarakat. Selain bentuk pengawasan publik, masyarakat diharapkan mendapatkan informasi akurat terkait sistem jaminan sosial ini. Sehingga badan dibentuk oleh uang iuran pekerja ini bisa termanfaatkan,” jelas Fakhrurrodzi.
Pada 2013, sambung Fakhrurodzi, AJI dan FES telah menyelenggarakan kegiatan ini di beberapa kota di Indonesia, yaitu Jambi, Mataram, Pontianak, Lampung, Kendari, Mamuju, Maumere, Gorontalo, dan Banyuwangi.
“Respon yang cukup baik dari peserta selama pelatihan serta hasil liputan peserta sebagai follow up kegiatan, menjadi dasar AJI dan FES kembali menyelenggarakan kegiatan serupa di Pekanbaru,” ujarnya.
Fakhrurrodzi menjelaskan, tujuan workshop ini memberikan pemahaman kepada jurnalis tentang isu-isu kesejahteraan masyarakat. memberi pemahaman tentang memahami dasar dan bagaimana BPJS bekerja.
“Hasil dari pelatihan ini diharapkan, pertama, peningkatan pengetahuan dan pemahaman peserta tentang isu-isu kesejahteraan masyarakat. Kedua, peningkatan pengetahuan dan pemahaman tentang dasar dan kerja-kerja BPJS. Dan ketiga, adanya pemberitaan tentang isu kesejahteraan masyarakat terutama yang terkait penyelenggaraan Jaminan Sosial,” tutupnya.***(rls/wil)