RIAUFAKTA.com - Penjabat Gubernur Riau, Djohermansyah Djohan meminta seluruh perusahaan di daerahnya bersinergi dengan pemerintah dalam usaha pencegahan dan penanggulangan Kebakaran hutan dan lahan yang pada awal tahun 2014 telah terjadi.
“Untuk upaya tersebut ada tiga langkah yang harus dilakukan oleh perusahaan yakni pertama perusahaan agar segera menanggulangi kebakaran hutan dan lahan terjadi, lengkapi alat darurat, serta berkoordinasi dengan pemda,” kata Djohermansyah Djohan di Pekanbaru, Jumat.
Imbauan tersebut disampaikan Djohermansyah Djohan, bersamaan dengan dipanggilnya perusahaan grup di Riau melalui Kepala Dinas Perkebunan Riau, Zulher.
Menurut dia, mencermati musibah kebakaran yang terjadi pada tahun 2013 kebakaran hutan dan lahan terjadi pada Juli sedangkan pada 2014 kebakaran terjadi justru pada Januari 2014 akhir.
Ia mengatakan, sekarang masih dalam siklus hujan apalagi nantinya pada puncak kemarau tentu lebih berbahaya jika kebakaran hutan dan lahan terjadi.
“Karenanya langkah kedua adalah perusahaan segera melengkapi alat tanggap darurat untuk kebakaran dan juga penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM) di perusahaan serta masyarakat yang berada di daerah interland perusahaan,” katanya.
Untuk langkah ketiga, perusahaan agar terus berkoordinasi dengan pemerintahaan daerah dan juga pemerintahan yang berada di tingkat yang paling bawah. Sebab upaya ini penting, agar kebakaran tersebut jangan sampai makin luas.
Kepala Dinas Perkebunan Riau, Zulher mengatakan, perusahaan subsektor perkebunan dari awal tahun 2014 dulu telah disurati.
“Bahkan dua minggu lalu panggilan serupa sudah disampaikan dengan surat ditandatangani oleh Penjabat Gubernur Riau,” kata Zulher.
Dalam kesempatan tersebut Syamsul Rizal dari PTPN V mengatakan, pihaknya melakukan pencegahan bukan ketika terjadi kebakaran saja.
PT PN V, katanya lagi, telah membentuk tim khusus yang disebut dengan tank jaga api. Tank jaga api terbentuk untuk memantau seluruh daerah yang berpotensi terjadi kebakaran hutan dan lahan.
“Tank jaga api ini bertugas untuk memantau lahan, sosialisasi kebakaran hutan dan lahan, memantau sumber air yang ada di lahan berpotensi terbakar hingga mengedukasi masyarakat bagaimana caranya membuka lahan yang baik dan benar,” katanya.
Perusahaan juga katanya, memantau lahan perusahaan dan masyarakat yang ada di interland perusahaan. Jika terjadi kebakaran manajemen turun langsung untuk memadamkan api.
Suhartono, perwakilan PT First Resources (Surya Dumai Grup) menyatakan bahwa dalam penanggulangan bencana kebakaran terdapat paradoks yang menyatakan bahwa banyak penduduk setempat yang tidak suka jika perusahaannya memadamkan api.
“Karena menurutnya bahwa masyarakat yakin dengan membakar lahan maka biaya operasional membuka lahan baru lebih murah,” katanya dan menambahkan perusahaan bukan ingin memojokkan salah satu pihak, akan tetapi semua menjadi tanggungjawab bersama untuk mengedukasi masyarakat agar tidak membakar lahan untuk membuka lahan.
Pada kesempatan itu, seluruh perusahaan sepakat untuk menanggulangi kebakaran dan Zulher mengatakan, siap berkoordinasi dengan perusahaan dalam rangka pencegahan kebakaran.
“Khusus Masyarakat Peduli Api (MPA), kita akan membuat sebuah rumusan khusus dengan perusahaan bagaimana pada tiap daerah akan ada MPA ini,” kata Zulher.***(Ant)