RIAUFAKTA.com - Meski Makamah Agung telah mencabut gugatan pailit salah satu badan usaha milik derah Riau Airlines dengan menerima permohonan Peninjauan Kembali, namun anggota DPRD Riau menyebut perusahaan maskapai penerbangan itu sedang sekarat.
“Salah satu BUMD di Riau yang sedang sekarat itu bernama Riau Airlines. Sakit sampai saat ini belum sembuh juga, sementara perusahaan itu telah menghabiskan dana APBD Riau yang tidak jelas keberadaannya,” ujar Ketua Komisi B DPD Riau Rusli Ahmad di Pekanbaru, Jumat.
Dari hasil evaluasi sepanjang tahun 2013 yang dilakukan pihaknya, kata politisi PDI Perjuangan itu melanjutkan, DPRD Riau membagi pengelompokan badan usaha milik derah dalam tiga ketegori yakni sehat, agak sehat dan sakit.
Pengelompokan tersebut dilakukan dari penilaian berapa besar pemasukan bagi daerah terutama Pemerintah Provinsi Riau, selaku pemengang mayoritas saham dari sejumlah badan usaha mulai terbentuk sampai dengan tahun 2013.
Badan usaha milik derah yang dikatakan sehat itu adalah yang telah memberikan konstribusi pendapatan asli daerah seperti bank pembangunan daerah atau Bank Riaukepri, kemudian perusahaan migas PT Sarana Pembangunan Riau dan PT Pengembangan Investasi Riau (RIC).
“Sedangkan yang agak sakit itu seperti Riau Petrolium karena telah menghabiskan anggaran Rp7,5 miliar, tanpa memberikan kontribusi untuk daerah. Termasuk Riau Airlines yang telah menghabiskan Rp100-an miliar lebih,” ucapnya.
“Itu sebagai catatan kami di tahun 2013. Sedangkan dalam APBD murni tahun 2014, kami tidak menganggarkan dana untuk seluruh badan usaha milik derah yang ada,” tegas Rusli yang membidangi masalah ekonomi.
Kepala Biro Administrasi dan Ekomomi Setdaprov Riau Syahrial Abdi menegaskan, badan usaha milik daerah tahun ini tidak mendapatkan suntikan dana penyertaan modal dari APBD Provinsi Riau tahun anggaran 2014.***(Ant)