RIAUFAKTA.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia selama Desember 2013 surplus US$ 1,52 milar hasil selisih antara nilai ekspor sebesar US$ 16,98 miliar dan impor US$ 15,46 miliar.
Meski demikian, sepanjang athun 2013 Indonesia masih mengalami defisit perdagangan sebesar US$ 4,06 miliar.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat total nilai ekspor periode Desember 2013 mencapai US$ 16,98 miliar atau naik 10,33 persen dibanding Desember 2012 (year on year/YoY) sebesar US$ 15,39 miliar.
“Total ekspor periode Desember 2013 terdiri atas ekspor nonmigas sebesar US$ 13,58 miliar dan ekspor migas sebesar US$ 3,41 miliar,” kata Kepala BPS Suryamin dalam koferensi pers di Jakarta, Senin (3/2).
Sementara nilai impor Indonesia selama Desember 2013 mencapai US$ 15,46 miliar atau turun 0,79 persen dibanding impor Desember 2012 (year on year/YoY) sebesar US$ 15,58 miliar dolar AS.
Impor periode Desember 2013 sebesar US$ 15,46 miliar tersebut terdiri atas impor non migas sebesar US$ 11,24 miliar dolar dan impor migas sebesar US$ 4,22 miliar.
Suryamin mengatakan surplus perdagangan periode Desember 2013 tersebut merupakan yang tertinggi dalam tiga tahun terakhir setelah surplus US$ 602,6 juta pada Desember 2011.
Sementara sepanjang 2013 lalu, neraca perdagangan Indonesia tercatat mengalami defisit US$ 4,06 miliar. Sepanjang tahun lalu, total ekspor Indonesia adalah US$ 182,57 miliar, sementara untuk impor mencapai US$ 186,63 miliar. Impor minyak mentah tahun lalu mencapai US$ 10,2 miliar dan impor hasil minyak mencapai US$ 4,2 miliar.***(bsc)