RIAUFAKTA.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut perekonomian Indonesia tahun ini masih akan diliputi ketidakpastian baik dari global maupun domestik. Penghentian stimulus fiskal Amerika Serikat (AS) bakal menjadi isu utama.
Kepala Eksekutif Pengawas Industri Non-Bank/Anggota Dewan Komisioner OJK, Firdaus Djaelani mencontohkan bahkan China dengan basis penduduk besar hampir 1,4 miliar jiwa bakal mengalami pertumbuhan di bawah 9 persen. Artinya sangat berat menghadapi kondisi ekonomi global saat ini.
Sementara, ekonomi Indonesia kurang mempunyai posisi pasti karena selalu terpuruk meskipun perekonomian negara-negara maju tengah membaik.
“China bakal mencetak pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dibandingkan Indonesia pada tahun ini. Indonesia memang susah, sebab saat ekonomi negara maju terpuruk, kita terpuruk. Saat ekonomi negara maju membaik, kita masih terpuruk. Ini masa transisi,” ujarnya saat acara ‘Tantangan Ekonomi 2014 dan Prospek Investasi Surat Utang Perumahan’ di Graha CIMB Niaga, Jakarta, Senin (20/1).
Hal terpenting, lanjutnya, Indonesia akan menghadapi tiga tantangan besar pada 2014, yakni posisi penurunan siklus komoditas, kredit atau likuiditas, dan politik. Tantangan ini dikhawatirkan akan menghambat stabilitas pertumbuhan ekonomi nasional.
“Kalau pemilu aman, dan kita mendapat pemimpin yang baik maka euphoria ini akan menggerakkan investasi dan memperbaiki nilai tukar Rupiah,” ungkap dia.
Sumber: Merdeka.com