RIAUFAKTA.com - Slankers-sebutan untuk penggemar grup musik Slank-dikenal memiliki solidaritas tinggi. Apa kuncinya? “Plur”, kata Yudi Marianto, seorang Slanker asal Surabaya, kepada Tempo, di Yogyakarta, Senin 2 Desember 2013.
Plur, kata lelaki 32 tahun yang biasa disapa Ateng ini, adalah semacam mantra pengingat bahwa penggemar Slank adalah orang-orang yang cinta damai. Plur sejatinya adalah nama album Slank yang diluncurkan pada 2004. Kata tersebut merupakan singkatan dari peace, love, unity, dan respect. Tak aneh jika kemudian Slankers menjadikannya sebagai prinsip berperilaku.
Yudi mengatakan, dalam setiap konser, haram bagi Slankers terlibat dalam keributan. Ketika ada keributan dalam sebuah konser Slank, Slankers biasa berseru “Plur” agar kericuhan tak lagi terjadi. “Kalau yang masih ribut, itu namanya Slanker bajakan,” katanya.
Slankers di Indonesia beranggotakan jutaan orang. Mereka terhimpun dalam Slankers Fans Club di kota-kota. Antar SFC di daerah-daerah, lazim membangun komunikasi dan koordinasi. Apalagi ketika ada konser Slank di satu daerah atau kegiatan SFC di kota tertentu.
Andre Getar, seorang anggota SFC Surabaya, mengatakan SFC Surabaya membawahkan 23 wilayah. Di setiap wilayah, jumlah anggotanya bisa mencapai 100 orang dan dikomandoi seorang koordinator. Meski demikian, ketika ada kegiatan atau konser Slank, jumlah massa yang bergabung bisa melebihi angka yang tercatat.
Sebagian besar massa Slank Fans Club, kata dia, adalah bonek, suporter sepak bola Persebaya Surabaya. Selama ini, Bonek dikenal kerap bentrok dengan Aremania, suporter sepak bola asal Malang. Namun, jangan salah, meski kerap bentrok sebagai pendukung sepak bola, Bonek dan Aremania bisa dipastikan rukun ketika bertemu sebagai Slankers. Lagi-lagi, “Kuncinya, ya, Plur itu,” kata lelaki 26 tahun itu.
tempo.co