RIAUFAKTA.com - Ketua Koalisi Anti Utang (KAU) Dani Setiawan angkat bicara terkait utang luar negeri Indonesia yang sudah tembus Rp 3.204 triliun. Menurut Dani, membesarnya utang luar negeri pemerintah dan swasta tinggal menunggu bom waktu yang bisa meledak kapan saja yang membuat Indonesia kembali krisis.
Menurut Dani, membesarnya utang luar negeri tidak diimbangi dengan perbaikan infrastruktur dan fundamental negara. Hal ini terlihat rentanya nilai tukar rupiah yang mudah digoyang dan menipisnya cadangan devisa.
“Sekarang utang membesar, penumpukan utang tidak diimbangi perbaikan fundamental negara. PDB kita saja banyak diisi oleh dana perusahaan asing,” jelas Dani ketika dihubungi merdeka.com di Jakarta, kamis (26/12).
Bukan hanya itu, bahkan Dani menyebut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bunuh diri membiarkan utang luar negeri terus membengkak. SBY tidak memikirkan cara membayar utang luar negeri di generasi berikutnya.
Pembayaran utang luar negeri saat ini saja dinilai sudah sangat memberatkan di mana rupiah terus melemah terhadap dolar Amerika (USD). Jika kebijakan tappering off Amerika dilaksanakan Januari nanti, nilai tukar rupiah akan semakin merosot.
“Ini strategi bunuh diri menyelamatkan rezim SBY , mereka tidak mikir cara bayarnya dan bagaimana generasi masa depan,” jelasnya.
Sebelumnya, Bank Indonesia melansir data terakhir mengenai posisi utang luar negeri Indonesia. Dari data tersebut, hingga Oktober 2013 utang luar negeri pemerintah dan swasta Indonesia mencapai USD 262,4 miliar (setara Rp 3.204 triliun). Angka ini terus naik dibanding pada September 2013 ketika total utang luar negeri Indonesia USD 259,9 miliar.
Dari data bank sentral yang dikutip merdeka.com Minggu (22/12), utang luar negeri tersebut terbagi menjadi utang luar negeri pemerintah dan bank sentral mencapai USD 125,8 miliar serta utang swasta sebesar USD 136,6 miliar.***(mdk/In)