RIAUFAKTA.com - Terkait aksi penangkapan anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang terjadi pada Sabtu malam kemarin, menuai protes keras dari pihak keluarga. Ternyata anggota Satpol PP yang ditangkap tim Buser Polresta Pekanbaru dengan tuduhan pencurian ATM adalah korban salah tangkap, bukanlah pelaku pencurian. Hal ini diungkapkan orang tua korban (Reza Fahlevi), Nurbaiti kepada Riauterkini.com, Senin (11/01/2014).
Dikatakannya, yang dituduhkan pihak Polresta Pekanbaru itu tidak benar, karena anaknya malam itu hanya pergi pangkas rambut dan mencari santapan malam saja bersama empat orang temannya.
“Namun ketika di perjalanan mobil yang dikendarai anak saya dikejar orang yang tidak dikenal, maka dari itu mereka meningkatkan kecepatannya sehingga menabrak pembatas jembatan. Karena ketakutan empat orang temannya melarikan diri, sementara anak saya meresa tidak salah, tetap di mobilnya,” jelas orang tua Reza, Nurbaiti dengan perasaan tidak terima atas aksi salah tangkap itu.
Orang tua korban juga akan melapor kePropam Polda Riau atas tindakan oknun Kepolisian yang mengakibatkan anaknya lebam-lebam karena dipukuli. Padahal belum tentu kebenaran yang dituduhkan kepada anaknya.
“Saya menuntut atas tindakan yang terjadi kepada anak saja, bersihkan nama anak saya, dan bersihkan nama instansi tempat anak saya bekerja,” tegasnya.
Di sisi lain, Kepala Satpol PP Pekanbaru Baharuddin juga menyayangkan apa yang terjadi pada anggotanya. Pasalnya setelah melihat kondisi korban salah tangkap itu, dirinya tidak terima.
“Saya minta bersihkan nama Satpol PP, dan saya juga mendukung apa yang akan dilakukan orang tua korban untuk melanjutkan ke proses hukum,” singkatnya.**
Sumber: riauterkini.com