RIAUFAKTA.com - Mantan Wakil Direktur Keuangan Grup Permai Yulianis mengungkapkan bahwa uang 200.000 dollar AS yang diterima Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas berasal dari proyek bermasalah. Uang itu diberikan kepada Ibas oleh bos Grup Permai yang juga mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin, terkait Kongres Partai Demokrat 2010.
“Pasti bermasalah, kan semua proyek, semua uang Grup Permai, itu uang bermasalah karena itu proyek yang sedang disidik penegak hukum. Semuanya disidik, loh,” kata Yulianis di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Rabu (18/12/2013).
Namun, dia tidak menyebutkan proyek apa saja yang dia maksud. Menurut Yulianis, ada sekitar 60 proyek yang diurus Grup Permai. Yulianis sengaja mendatangi Gedung KPK untuk bicara di hadapan wartawan mengenai keberatannya atas pernyataan Ketua KPK Abraham Samad yang mengatakan bahwa Yulianis tidak pernah menyebut nama Ibas saat pemeriksaan di KPK.
Menurut Yulianis, dia pernah menyebut nama Ibas saat diperiksa KPK sebagai saksi dugaan gratifikasi Hambalang dengan tersangka mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, sekitar sebulan lalu. Yulianis mengaku telah menyebut nama Ibas saat ditanya mengenai Kongres Partai Demokrat.
“Kebetulan saya ditanya masalah Kongres, ya terpaksa nama Ibas saya sebutkan,” ucapnya.
Mantan anak buah Nazaruddin ini mengungkapkan bahwa ada nama Ibas dalam catatan keuangan Grup Permai. Catatan yang menyebut aliran dana untuk Ibas itu, ujar Yulianis, berkaitan dengan dana Kongres Partai Demokrat, bukan mengenai Hambalang.
“Karena di Permai itu tidak ada proyek Hambalang, itu tidak ada,” sambungnya.
Dalam catatan itu, ada uang 200.000 dollar AS yang diberikan kepada Ibas dalam bentuk uang tunai. Namun, Yulianis mengaku tidak melihat sendiri uang itu berpindah tangan ke Ibas.
“Tidak, saya itu memberinya kepada Pak Nazar,” ujarnya.***(kpc/Rez)
Sumber: Kompas.com