RIAUFAKTA.com - Sejumlah wilayah di Provinsi Riau terutama di Kabupaten Rokan Hilir dikabarkan masih terselimuti kabut asap dampak dari peristiwa kebakaran hutan dan lahan yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir.
“Menurut hasil pantauan dari udara pada Sabtu (28/6) sore dan tadi pagi, tidak lagi terlihat kebakaran lahan di sejumlah kawasan di Rokan Hilir,” kata Kepala Bidang Humas Polda Riau Ajun Komisaris Besar Guntur Aryo Tejo kepada pers di Pekanbaru, Minggu (29/6/2014) siang.
Ia mengakan sejauh ini sejumlah personel dari Resor Rokan Hilir dengan dibantu juga oleh pasukan Brimob Polda Riau masih terus membantu upaya pemadaman dan penegakkan hukum bagi para pelaku pembakar hutan dan lahan.
Kabupaten Rokan Hilir sebelumnya merupakan daerah terparah dan terbanyak ditemukan titik panas (hotspot).
Sejak sepekan ini, sedikitnya ada 500 titik panas yang terpantau Satelit Modis serta NOAA 18 di daratan Rokan Hilir, hingga menjadi yang terbanyak dibandingkan dengan daerah lainnya di Riau.
Namun terahir berdasarkan rilis Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, saat ini di daerah itu tidak lagi terdeteksi titik panas yang diduga sebagai peristiwa kebakaran hutan dan lahan.
Dari laporan yang diterima, demikian AKBP Guntur, di Rokan Hilir sudah tidak lagi ada titik kebakaran lahan, namun di beberapa lokasi masih mengeluarkan asap.
“Seperti di Teluk Bano, Sei Daun, Sei Segajah, Teluk Nilap dan Sei Manasip. Sejumlah desa dan kelurahan pafda beberapa kecamatan ini smapai saat ini masih berasap,” katanya.
Sejak kemarin hingga pagi dan siang ini, lanjut kata dia, terus dilaksanakan penyiraman titik asap untuk memastikan api padam pada lokasi yang masih mengeluarkan asap.
Upaya tersebut menurut rilis BPBD Riau dilakukan melalui darat oleh tim yang terdiri dari BPBD Rokan Hilir, Masyarakat Peduli Api (MPA), TNI/Polri, serta dari pihak perusahaan.
Pemadaman titik asap menurut rilis juga dilaksanakan lewat udara setelah dilaksanakn koordinasi dengan Kadis Operasi Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin Pekanbaru.
Upaya udara dilakukan dengan menjatuhkan bom air (water bombing) di sejumlah wilayah titik asap atau kebakaran lahan. ***
Sumber: MCRiau