KAMPAR KIRI, RIAUFAKTA.com - Maksud hati ingin menagih janji kepada pengelola kebun sawit yang diduga milik etnis tionghoa, dua orang warga Desa Domo, Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten Kampar, Riau, Ascam Yanir dan Usman malah disambut dengan senjata tajam jenis samurai oleh salah seorang karyawan perkebunan sawit tersebut.
Disaat RiauFAKTA.com menjumpai dua orang warga Desa Domo yang diduga korban dari percobaan pembunuhan tersebut, Kamis (12/2/2015) di rumah salah seorang korban Ascam Yanir, menceritakan kronologis awal dari peristiwa yang hampir merenggut nyawanya dan temannya Usman tersebut.
Menurut Ascam, pada Rabu (11/2/2015) kemarin, sekitar pukul 16.00 WIB sore, Ascam Yanir dan Usman mencoba menjumpai Manager kebun berinisial TQ (diduga pelaku-red) untuk menagih janjinya kepada Ascam beberapa bulan yang lalu, akan mempekerjakan Ascam Yanir sebagai Humas di kebun sawit milik etnis tionghoa yang bernama Tommy itu, yang berada tidak jauh dari rumahnya di Desa Domo.
Sesampainya di kebun milik Tommy itu, alangkah terkejutnya Ascam dan Usman, maksud hati ingin menagih janji mendapatkan pekerjaan, malah sebaliknya, perlakuan yang tidak sepantasnya yang mereka dapatkan dari TQ yang merupakan Maneger dari kebun sawit milik Tommy tersebut.
Bukan sampai disitu saja, TQ sang Maneger kebun Tommy itu, akhirnya mengambil sebuah senjata tajam jenis samurai ke dalam rumahnya untuk mencoba membacok Ascam dan Usman.
Untuk menghindari pertumpahan darah, mereka berdua terpaksa mengambil jurus langkah seribu, lari terbirit-birit sambil teriak meminta tolong untuk menyelamatkan diri.
“Kami sudah lari, namun TQ tetap mengejar kami sampai ke pemukiman masyarakat Domo, yang akhirnya kami berdua diselamatkan warga, ” terang Ascam.
Di waktu yang sama, tokoh masyarakat Desa Domo, Abu Rawis, sangat mengharapkan kepada pihak TQ atau pun pemilik kebun sawit yang bernama Tommy agar mencari solusi persoalan yang menimpa dua orang warga Desa Domo dengan salah seorang karyawan nya itu.
Ditambahkan Ascam, atas kejadian yang menimpa dirinya tersebut, tempo waktu 1×24 jam, seandainya pihak dari TQ tidak ada itikad baiknya untuk menjumpai mereka dan membicarakan secara kekeluargaan, maka dia dan Usman akan membawa kasus tersebut ke jalur hukum.
“Saya akan membawa persoalan ini ke jalur hukum, sebab saya sudah merasa terancam di rumah saya sendiri, ” kata Ascam yang diamini Usman.
Sementara, Abu Rawis, selaku tokoh masyarakat di daerah itu berharap kepada pihak perusahaan agar dapat segera mencari solusi dari persoalan itu. Abu juga mengatakan, jangan sampai persoalan tersebut menjadi berlarut-larut dan menjadi momok bagi warga di desa tersebut.
“Saya berharap kepada saudara Tommy selaku bos dari TQ, agar bisa mencari jalan penyelesaiannya. Jangan sampai persoalan ini menjadi momok yang menakutkan kepada masyrakat Desa Domo, ” pinta Abu Rawis.
Sehubungan dengan persoalan ini, sampai berita ini di tulis, pemilik kebun sawit bernama Tommy belum bisa di konfirmasi. ***(Doni Piliang)